Arsip Kategori: Penelitian Sistem Informasi

Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2015

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat  memberi kesempatan kepada mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk mengajukan usulan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 bidang
yaitu : PKMP, PKMM, PKMK, PKMT dan PKMKC yang akan didanai tahun 2016. (Surat Kemenristek DIKTI Nomor : 1978/E5.3/KPM /2015 tanggal 20 Agustus 2015)

PKM atau Program Kreatifitas Mahasiswa, merupakan salah satu program dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti guna meningkatkan kreatifitas dan kualitas mahasiswa Indonesia. Selain itu melalui program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara teori yang diperoleh mahasiswa dengan kontribusi nyata mereka dalam penyelesaian permasalahan dan realita masyarakat yang ada.  PKM-PKM dari universitas-universitas seluruh Indonesia yang masuk ke Dikti akan disaring untuk kemudian bermuara pada PIMNAS. Tuangkan ide dan pengetahuan teman-teman dalam pembuatan PKM.Jenis PKM terdiri dari tujuh kategori, yaitu :

  1. PKM-P      : Penelitian
  2. PKM-T      : Penerapan Teknologi
  3. PKM-K      : Kewirausahaan
  4. PKM-M     : Pengabdian Masyarakat
  5. PKM-KC    : Karsa Cipta
  6. PKM-GT   : Gagasan Tertulis
  7. PKM-AI    : Artikel Ilmiah
Ketujuh PKM tersebut dibuat oleh tim yang terdiri dari 3 orang dengan 2 angkatan yang berbeda (Minimal Semester 3). Perlu diingat bahwa pembuatan PKM tidak harus selalu bersesuaian dengan keilmuan yang diminati/ jurusan. Jadi jangan ragu untuk menunjukkan kreativitas dan minat teman-teman dalam pembuatan PKM. Jika dirasa perlu, teman-teman juga dapat mengajak mahasiswa lintas jurusan dan fakultas untuk bergabung dalam tim dengan angkatan yang berbeda.
Universitas Muhammadiyah Kendari Untuk memudahkan mahasiswa dalam membuat karya PKM tersebut, maka  LPPM dan Biro Kemahasiswaan bersama-sama menyelenggarakan Workshop PKM.

Tugas Penlitian Sistem Informasi Pert 5

Contoh URL mencari Jurnal Ilmiah

Tangkapan layar 2015-10-17 13.08.23

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnal_ilmiah

Contoh URL Membuat Tesis

screenshot-idtesis.com 2015-10-17 13-27-28

Sumber : http://idtesis.com/fungsi-jurnal-penelitian-dalam-penyusunan-skripsi-dan-tesis/

Mesin pencari URL Jurnal

google

Sumber : http://scholar.google.co.id/

Tangkapan layar 2015-10-17 13.24.09

Sumber : http://www.pnri.go.id/

Contoh URL Jurnal (e-learning)
Sumber : http://journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/738/702

Contoh URL Jurnal (sistem pakar)

Sumber :http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/106/66

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Instrumen yang baik haruslah memenuhi atau melewati uji validitas dan uji reliabilitas. Banyak sekali macam-macam instrumen yang digunakan dalam penelitian yang berfungsi untuk menggali informasi secara langsung. informasi yang didapat tersebutlah yang perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menunjukkan apakah instrumen tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur. Sedangkan uji reliabilitas menunjukkan konsistensi atas hasil ukuran walaupun digunakan untuk mengukur berulang-ulang kali.

Uji Validitas

Validitas insrumen berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh instrumen dan seberapa cermat instrumen melakukan pengukurannya. Dengan kata lain validitas instrumen berhubungan dengan ketepatan instrumen tersebut terhadap konsep yang akan diukur, sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut jenisnya validitas dibagi menjadi tiga bagian yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas empiris atau validitas kriteria.

Validitas isi suatu instrumen mempermasalahkan seberapa jauh suatu instrumen mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran.Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item instrumen mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang ditetapkan. Validitas empiris atai validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal adalah instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedankan kriterian eksternal adalah hasil ukur instrumen lain diluar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang dianggap sudah baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria eksternal. Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitas eksternal. Validitas eksternal dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas konkuren dan validitas prediktif.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Instrumen yang dinyatakan andal apabila memiliki nilai alpha Cronbach > 0.7.

sumber : http://azisnasam.blogspot.co.id/2015/08/validitas-dan-reliabilitas.html

Perbedaan Model Teoritis dan Model Empiris

Model Teoritis:

  • Model teoritis di bab 2 di laporan hasil riset yang digunakan untuk membangun hipotesisnya.
  • Model teoritis menggambarkan hubungan kausal elemen-elemen (dapat berupa variabel-variabel konstruk-konstruk) di dalam modelnya.

Model Empiris:

  • Model empiris di bab3 di laporan hasil riset yang digunakan untuk menguji hipotesisnya.
  • Model empiris yang menunjukkan persamaan empirisnya.

Teknik Sampling Probability dan Non Probability

TEKNIK SAMPLING 

         Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi,  maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel .

Syarat sempel yang baik

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan.

1. Akurasi atau ketepatan

Yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan  adalah populasi.

2. Presisi.

Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita  dengan karakteristik populasi.

Teknik-teknik Pengambilan Sampel

         Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.

1. Random sampling atau probability sampling

adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Terdapat lima metode dalam penarikan sampel probabilistik. Metode dalam penarikan sampel probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut:

 1.  Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen  populasi tidak merupakan  hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :

1.Susun “sampling frame”
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3.Tentukan alat pemilihan sampel
4.Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

2.  Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan

Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif  sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak. Prosedurnya :

1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

3.Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B : perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.

4.   Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.  Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25. Prosedurnya :

1. Susun sampling frame
2. Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
3. Tentukan K (kelas interval)
4. Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih.
6. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya\

5.   Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat.

2. Nonrandom sampling atau nonprobability sampling

Setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Terdapat tiga metode dalam penarikan nonprobability sampling. Metode dalam penarikan sampel probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan.

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample  (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif.

2. Purposive Sampling

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quota sampling.

a.  Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.

b.  Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.

3. Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).

sumber : /https://andipoetra.wordpress.com/2013/11/09/teknik-sampling-probability-dan-non-probability/

Penelitian yang baik, Isu dan Teori

PENDAHULUAN
•   Penelitian (Riset) yang baik adalah Penelitian yang benar.
• Penelitian dapat dikatakan baik bila Penelitian  dapat menghasilkan kesimpulan melalui prosedur yang sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan.

• Penelitian yang baik mempunyai karakteristik berikut :
a. Mampu menjual ide penelitian
b. Dirancang dengan baik
c. Dikomunikasikan hasilnya dengan baik

RISET METODE ILMIAH
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Investigasi yang sistematik
2. Empiris
3. Menggunakan suatu set hipotesis-hipotesis yang dibangun dari suatu struktur teori.
–  Karakteristik Riset Metode Ilmiah
–  Karakteristik Riset Pendekatan Naturalis

LANGKAH-LANGKAH RISET METODE ILMIAH
1. Mengidentifikasi isu atau topik dari riset
2. Menjual ide atau isu.
3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset
4. Mengembangkan hipotesis
5. Merancang riset
6. Mengumpulkan data
7. Menganalisis data dan menguji hipotesis
8. Membuat ringkasan
9. Menunjukkan keterbatasan dan halangan-halangan riset.
10.Mengusulkan perbaikan-perbaikan riset

FORMAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
• Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style) Sistem  Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Alamat Internet ditulis cetak miring.

Contoh :
•Buller  H,  Hoggart  K.  1994a.  New  drugs  for  acute  respiratory distress
syndrome. New England J Med 337(6): 435-439.
•Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners
into French rural communities. J Rural Studies 10(2):197–210.

PEMILIHAN ISU PENELITIAN
Isu yang dipilih harus relevan, artinya adalah:
1. Isu yang sedang terjadi di fenomena
2. Isu yang sedang hangat dibicarakan
3. Isu yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti
4. Sesuai dengan yang diinginkan oleh pemakai hasil penelitian

LATAR BELAKANG ISU
• Latar belakang isu menunjukkan gejala (symptom) dari isu yang akan diteliti.

• Gejala (symptom) merupakan tanda-tanda terjadinya isu.

• Ceritera kontek merupakan ceritera mengenai latar belakang permasalahan yang terjadi yang akan diteliti.

• Isu dari riset dapat berupa:
1. Permasalahan
2. Peluang
3. Fenomena yang akan dijelaskan
4. Fenomena yang akan diuji

KONTRIBUSI RISET
• Kontribusi teori
Hasil dari riset diharapkan dapat memperbaiki teori yang sudah ada, menjelaskan fenomena dengan teori yang sudah ada, atau menjelaskan fenomena dengan teori yang baru ditemukan.
• Kontribusi praktek
Menunjukkan bahwa hasil riset dapat digunakan untuk diterapkan di praktek nyata atau untuk memperbaiki praktek yang ada dengan yang lebih baik.
• Kontribusi kebijakan
Berhubungan dengan manfaat bagi regulator yang mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.

TEORI
• Kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan  dan memprediksi fenomena atau fakta.

• Teori digunakan untuk maksud :
1. Membangun hipotesis-hipotesis
2. Menyediakan kepada pembaca hasil penelitian jika mereka ingin membaca dan mempelajari teori yang mendasari penelitian.